Daerah

Viral Pasien Meninggal Dunia, Ini Tanggapan RSUD MM Dunda Limboto

×

Viral Pasien Meninggal Dunia, Ini Tanggapan RSUD MM Dunda Limboto

Sebarkan artikel ini
Konfrensi pers pihak RSUD M.M Dunda Limboto terkait meninggalnya salah satu pasien yang viral.

TILANGONEWS.COM – Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. M.M Dunda Limboto memberikan klarifikasi terkait pemberitaan tentang Melanda Uno (25), warga Desa Duwanga, Kecamatan Bongomeme, yang meninggal dunia dengan dugaan adanya keterlambatan pelayanan rumah sakit.

Direktur RSUD MM Dunda Limboto, dr. Alaludin Lapananda, menjelaskan bahwa kematian pasien bukan disebabkan oleh keterlambatan pelayanan, melainkan karena kondisi pasien yang sudah sangat kritis saat tiba di rumah sakit.

“Kami telah memberikan pelayanan maksimal sesuai SOP. Namun, kondisi pasien memang sudah sangat parah sejak awal tiba di rumah sakit, sehingga nyawa pasien tidak dapat tertolong,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar di aula RSUD MM Dunda Limboto, Senin (2/12).

Sebagai bentuk tanggung jawab, pihak rumah sakit juga menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga pasien.

“Kami memohon maaf atas kejadian ini. Insyaallah, kami akan menemui keluarga pasien secara langsung. Ke depan, kami juga berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan di rumah sakit ini,” jelas dr. Alaludin.

Sementara itu, Wakil Direktur RSUD MM Dunda, dr. Andi Naue, memaparkan kronologi meninggalnya pasien. Melanda Uno dirujuk dari puskesmas pada 26 November sekitar pukul 13.30 WITA dengan keluhan panas tinggi dan sesak napas. Pasien didiagnosis menderita Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau demam berdarah dengue.

“Saat tiba di IGD, pasien langsung mendapat penanganan dari dokter dan perawat, termasuk pemberian obat-obatan, pemeriksaan foto toraks, serta pemeriksaan laboratorium,” ungkap dr. Andi.

Pasien kemudian dipindahkan ke ruang perawatan Irina F sekitar pukul 18.00 WITA sambil menunggu hasil laboratorium. Pemeriksaan menunjukkan trombosit pasien berada di bawah normal, yaitu hanya 78 ribu. Dokter pun meminta keluarga pasien mencari 8–10 kantong trombosit untuk transfusi.

“Keluarga pasien berusaha mencari pendonor dan hingga pagi hari baru berhasil mendapatkan dua kantong trombosit. Olehnya dokter menginstruksikan pemberian cairan dulu untuk meningkatkan tekanan darah dan tetap menggunakan dua kantong trombosit yang tersedia,” terangnya.

Namun, saat trombosit itu tiba dan belum sempat digunakan, pasien telah mengembuskan napas terakhir pada 27 November sekitar pukul 12.00 WITA.

Pihak RSUD MM Dunda berharap klarifikasi ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait kondisi yang sebenarnya. Selain itu, dukungan masyarakat diharapkan untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Gorontalo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *