Tilangonews.com – Pemerintah Kabupaten Gorontalo melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) mengimbau masyarakat agar tidak mudah tergiur tawaran kerja di luar negeri tanpa prosedur resmi.
Imbauan ini disampaikan menyusul kasus yang menimpa Agus Hilimi (28), warga Desa Tolotio, Kecamatan Tibawa, yang terjerumus dalam sindikat perdagangan manusia (human trafficking) di Kamboja.
“Apabila ada agen-agen yang mengundang, memancing, dan memberi harapan besar terkait pekerjaan di luar negeri dengan proses cepat termasuk pembiayaan, maka masyarakat harus berhati-hati,” ujar Kadisnaker Kabupaten Gorontalo, Kisman Ishak, saat diwawancarai Tilangonews.com, Rabu (27/8/2025).
Ia menegaskan, masyarakat sebaiknya memastikan terlebih dahulu kebenaran tawaran pekerjaan tersebut dengan menghubungi Disnaker. Hal ini penting agar tidak terjebak dalam pekerjaan ilegal yang justru merugikan pekerja dan keluarganya.
“Pemerintah sudah menyiapkan jalur resmi bagi warga yang ingin bekerja di luar negeri. Dengan jalur resmi ini, keamanan dan hak-hak pekerja akan lebih terjamin,” tambah Kisman.
Kasus yang dialami Agus diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi masyarakat agar lebih waspada terhadap tawaran kerja di luar negeri yang tampak menggiurkan namun tidak jelas legalitasnya.
Agus diketahui berangkat dari Gorontalo pada 7 Agustus 2025, setelah dibujuk oleh seseorang bernama Eby untuk bekerja di Thailand. Namun kenyataannya, ia justru diselundupkan ke Kamboja.
Setibanya di Kamboja, Agus dipaksa bekerja menipu orang melalui jaringan online dengan target harian. Jika gagal, ia dikenakan denda sebesar 100 dolar Amerika.
“Saya tidak bisa komputer, saya tidak tahu harus bagaimana. Saya hanya ingin pulang. Saya diancam akan disiksa dan dijual ke perusahaan lain,” kata Agus lirih.
Lebih miris lagi, gaji Rp9 juta yang dijanjikan tidak pernah ia terima. Justru ia dibebankan biaya perjalanan hingga Rp50 juta bila ingin pulang.
Kasus ini semakin menegaskan bahaya sindikat human trafficking yang menyasar anak muda dengan iming-iming gaji tinggi. Kini, harapan Agus hanya satu: bisa segera kembali ke kampung halaman dan berkumpul bersama keluarganya di Gorontalo.