Tilangonews.com — Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi II Gorontalo, Ali Rahmat, menyayangkan tindakan sejumlah massa aksi saat menggelar unjuk rasa di kantor BWS pada Rabu (8/10/2025).
Menurut Ali, aksi yang awalnya berlangsung tertib berubah menjadi memanas ketika orasi massa mulai melebar dari pokok tuntutan. Kondisi itu memicu ketegangan antara peserta aksi dan pihak BWS.
“Kami senang dengan aspirasi yang disampaikan, tetapi lama-lama mereka mulai menghujat, menantang, bahkan menuduh saya melakukan korupsi. Saat itu saya terbawa emosi dan sempat menunjuk mereka,” ujar Ali kepada Tilangonews.com, Kamis (9/10/2025).
Ali mengaku telah berupaya mengajak massa berdialog untuk membahas tuntutan mereka. Namun, upaya itu justru direspons dengan tindakan yang dinilai tidak sopan.
“Ketika saya ajak duduk untuk berdiskusi, yang terjadi malah sebaliknya. Mereka menjadi lebih arogan dan ada yang melempar kertas,” katanya.
Ia menambahkan, unjuk rasa tersebut tidak disertai pemberitahuan resmi kepada pihak BWS, sehingga pihaknya terkejut saat massa yang mengatasnamakan aliansi mahasiswa dan aktivis peduli keadilan itu mulai berorasi.
Meski demikian, Ali menegaskan BWS selalu terbuka menerima kritik dan aspirasi dari masyarakat, selama disampaikan dengan cara yang santun.
“BWS terbuka terhadap masukan dari siapa pun. Kritik itu baik, tapi harus disampaikan dengan bijak agar kita bisa mencari solusi bersama. Mari kita membangun Gorontalo yang lebih baik,” tuturnya.
Ali mencontohkan, pada hari yang sama, BWS Sulawesi II juga menerima audiensi dari BEM di Provinsi Gorontalo, dan kegiatan itu berlangsung tertib serta penuh dialog. Hal tersebut, kata dia, menjadi bukti bahwa pihaknya terbuka terhadap penyampaian aspirasi secara baik-baik.
Terkait tuntutan massa aksi mengenai revitalisasi Danau Limboto, Ali menyebut pihaknya telah melakukan mediasi dengan warga yang lahannya terdampak, dan telah dicarikan solusi bersama.
