Daerah

Pengunjung Sepi, Lapak di Pasar Modern Limboto Banyak Yang Tutup

×

Pengunjung Sepi, Lapak di Pasar Modern Limboto Banyak Yang Tutup

Sebarkan artikel ini
Pasar Modern Limboto. Foto: tilangonews

TILANGONEWS.COM – Pusat perbelanjaan di Kabupaten Gorontalo, Pasar Modern Limboto (Pasmolim), yang terletak di Kelurahan Kayu Bulan, kondisinya kian memprihatinkan. Setiap hari, jumlah pengunjung yang datang sangat minim sehingga banyak tenant memilih untuk menutup lapaknya.

Dari pantauan tilangonews.com pada Jumat, 20 Desember 2024, banyak lapak yang tutup mulai dari lantai satu hingga lantai dua. Pengunjung juga hampir tidak terlihat.

Ketua Asosiasi Pedagang Pasmolim, Dodi Suganda Daud, mengatakan bahwa penyebab banyaknya lapak yang tutup adalah karena pendapatan pedagang tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.

“Pedagang mengeluh dengan pendapatan yang dihasilkan, bahkan dalam satu hari itu tidak ada pembeli, sehingga mereka memilih menutup lapak,” ucap Dodi.

Ia menuturkan, dari 162 lapak yang ada di Pasmolim, sekitar 50 persen memilih tutup, namun tidak secara permanen.

“Pedagang ini tidak menutup lapaknya secara permanen. Mereka berjualan pada waktu tertentu saja, misalnya ketika ada kegiatan,” ujarnya.

Pemerintah diharapkan dapat mencari solusi terkait kondisi yang dialami para pedagang tersebut.

“Saran dari kami (pedagang), agar pemerintah bisa menghadirkan wahana bermain anak maupun studio mini, sehingga pengunjung tertarik untuk datang ke Pasmolim,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Gorontalo, Rahmanto Lahili, membenarkan banyaknya lapak yang tutup. Ia menyebut bahwa salah satu penyebab pengunjung enggan datang ke Pasmolim adalah karena produk yang dijual sama dengan yang ada di pasar tradisional.

“Jadi saya berharap kepada para pedagang untul lebih kreatif dalam memilih produk yang dipasarkan agar konsumen tertarik. Kami juga terus mencari solusi untuk menarik minat pengunjung datang ke Pasmolim,” jelasnya.

Rahmanto juga menyampaikan bahwa para pedagang yang jarang membuka lapaknya telah menunggak pembayaran retribusi.

“Tunggakan itu ada yang sudah mencapai tiga hingga empat bulan, dan kami sudah memberikan surat peringatan kepada mereka. Langkah terakhir, kami akan berkoordinasi dengan Satpol PP untuk melakukan penarikan lapak. Karena kami butuh kejelasan, jika sudah tidak mau berjualan, lapaknya harus dikembalikan,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *