Daerah

Jeni Limonu, Petugas Pengangkut Sampah di Kabgor Diusir Istri Karena Tak Punya Uang

Jeni petugas pengangkut sampah yang diusir istri karena tak punya penghasilan. Foto: tilangonews.com

TILANGONEWS.COM – Jeni Limonu (47), warga Desa Pentadio Timur, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, terpaksa meninggalkan rumah setelah diusir istrinya karena tidak lagi memiliki penghasilan.

Upahnya sebagai petugas pengangkut sampah di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gorontalo belum dibayarkan selama dua bulan, menjadi penyebab utama permasalahan ini.

“Saya sudah tidak pulang ke rumah karena diusir istri,” kata Jeni.

Lebih parah lagi, Jeni termasuk dalam 97 tenaga honorer di Dinas itu yang dirumahkan akibat kebijakan pemerintah pusat yang melarang pengangkatan tenaga honorer mulai 2025.

Kini, ia terpaksa tinggal di tempat pengomposan Kantor DLH Kabupaten Gorontalo.

“Sejak Januari saya tinggal di sini. Istri saya bilang, daripada pulang ke rumah tidak membawa uang, lebih baik tinggal di situ saja,” kata Jeni menirukan ucapan istrinya.

Pantauan tilangonews.com pada Sabtu, 15 Februari 2025 tempat tidur Jeni berukuran kecil yang tidak memiliki pintu. Hanya ditutupi dengan Tirai Bambu.

Kondisi tempat tidur Jeni.

Dengan keterbatasan pendidikan mengharuskan Jeni tetap bertahan, Meski telah dirumahkan dan upahnya belum dibayarkan, Ia tetap semangat menjalankan pekerjaannya sebagai pengangkut sampah.

“Mau kerja di mana lagi? Saya tidak punya Ijazah. Jadi, saya tetap bekerja meskipun belum menerima gaji. Saya sudah tiga tahun bekerja di sini,” ujarnya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Jeni hanya mengandalkan penghasilan dari penjualan pupuk kompos.

Setelah mengangkut sampah, ia mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos untuk dijual.

“Hasil dari pupuk kompos ini dibagi dengan Dinas. Kalau jadi Rp20 ribu, saya punya Rp5 ribu,” terangnya.

Jeni sedang mengolah pupuk organik.

Jeni berharap pemerintah segera mencarikan solusi atas masalah yang dihadapinya, terutama terkait gaji yang belum dibayarkan dan masa depannya sebagai tenaga kebersihan.

“Semoga gaji saya cepat dibayarkan, agar istri saya senang dan saya bisa pulang ke rumah,” pungkas Jeni dengan penuh harapan. (AN).

Exit mobile version