Tilangonews.com – Kritik yang dilontarkan Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Daerah (AMMPD), Arif Rahim, terkait pelibatan Sekretaris Daerah dan sejumlah pimpinan OPD Pemkab Gorontalo sebagai Liaison Officer (LO) pada kegiatan Peran Saka Nasional, rupanya mendapat tanggapan santai dari kalangan pelajar Pramuka.
Salah satunya datang dari Muallif Nazrullah, siswa kelas XI sekaligus anggota Pramuka aktif. Dengan nada bersahabat, ia menanggapi pernyataan Arif.
“Kak Arif sudah baca belum Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka? Kalau belum, saya siap antarkan bukunya,” ucap Muallif sambil tersenyum.
Ia menjelaskan, berdasarkan undang-undang tersebut, pemerintah memiliki peran sebagai pembina dan pelindung Gerakan Pramuka. Artinya, negara berkewajiban memastikan kegiatan kepramukaan berjalan baik, berkelanjutan, serta selaras dengan tujuan pendidikan nasional.
Menurut Muallif, wajar jika Pemerintah Kabupaten Gorontalo ikut terlibat penuh dalam menyukseskan agenda nasional tersebut, terlebih karena daerah itu menjadi tuan rumah pelaksanaan kegiatan Peran Saka tingkat Nasional.
“Seharusnya Kak Arif tidak perlu nyinyir terhadap langkah pemerintah daerah. Justru mari sama-sama kita dukung kegiatan ini. Jadi anggota Pramuka itu keren, loh Kak Arif,” tambahnya.
Muallif juga mengingatkan agar Arif lebih objektif dan rasional dalam menyampaikan pendapat.
“Maaf Kak, bukan bermaksud menggurui. Tapi dalam UU Nomor 12 Tahun 2010 sudah jelas dijelaskan peran pemerintah dalam Gerakan Pramuka. Apalagi Bupati Gorontalo saat ini menjabat sebagai Ketua Kwarda Pramuka Provinsi Gorontalo,” tutupnya.
Pandangan serupa disampaikan Damar Pandu Raazzaq Usman, anggota Pramuka Penggalang dari SDIT Lukmanul Hakim. Ia menegaskan bahwa dalam UU Gerakan Pramuka, pemerintah diberi wewenang melakukan pembinaan, menyediakan dukungan anggaran melalui APBN, serta memfasilitasi pendidikan kepramukaan agar sejalan dengan sistem pendidikan nasional.
“OPD merupakan bagian dari Majelis Pembimbing, jadi mereka memang punya tanggung jawab terhadap kegiatan kepramukaan, termasuk Peran Saka Nasional. Banyak saka yang pembinanya berasal dari OPD terkait,” jelas Damar yang juga pemimpin regu Singa di gugus depannya.
Ia menambahkan, penunjukan LO dari unsur pemerintah daerah merupakan hal lumrah dalam tradisi penyelenggaraan kegiatan besar di Gorontalo.
“LO itu penting sebagai bentuk pelayanan tuan rumah terhadap tamu, sama halnya seperti di ajang MTQ. Ini bagian dari budaya Gorontalo yang menjunjung tinggi penghormatan terhadap tamu dan pemimpin,” pungkasnya.